Rangkuman Buku
Berdasarkan uraian di atas ternyata dalam melakukan
komunikasi dibutuhkan minimal 4(empat) komponen, yaitu:
a. pengirim pesan sebagai sumber,
b. pesan sebagai data atau informasi yang dikirimkan,
c. penerima pesan sebagai tujuan dan
d.
media yang digunakan untuk menyam-paikan pesan tersebut.
Komunikasi pada kenyataannya tidak hanya digunakan oleh orang
perorang akan tetapi terjadi juga untuk antar lembaga, sehingga komunikasi
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang mendukung terjadinya proses
saling tukar menukar pesan melalui suatu media tertentu yang dilakukan oleh
orang, instansi atau lembaga.
Sistem
komunikasi berdasarkan cara pengiriman pesan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a.
Sistem satu arah (Simplex) merupakan suatu sistem komunikasi dimana pengirim
pesan hanya melakukan pengiriman pesan tanpa harus menerima respon dari penerima
pesan,
b.
Sistem dua arah (Duplex) merupakan sistem komunikasi dua arah yaitu disamping
mengirimkan pesan juga menerima pesan dan respon dari lawan komunikasi, secara
teknis dilakukan dengan metode Full Duplex dan Half Duplex.
Open System Interconnection (OSI)
diperkenalkan oleh International Standard Organitation (ISO). Dalam
usaha mengembangkan protocol komunikasi data yang baku ISO menggunakan suatu
model. Model yang digunakan untuk kendali melalui jaringan dan sekarang dikenal
sebagai model OSI. Model OSI menggunakan layer (lapisan) untuk
menentukan berbagai macam fungsi dan operasi sistem komunikasi data. Dibagi
menjadi 7 lapisan :
1.
Physical
2.
Data Link
3.
Network
4.
Transport
5.
Session
6.
Presentation
7.
Aplication
Sinyal digital tersusun dari sederetan bit biner dan setiap
bit memiliki 2(dua) kondisi yaitu logika 0, sebagai contoh untuk
merepresentasikan angka 185 desimal maka secara biner akan tersusun 1011 1001
dan untuk merepresen-tasikan angka 202 desimal maka secara biner akan tersusun
1100 1010.Bentuk kode biner 1 dan 0 tersebut pada saat dikirimkan melalui media
transmisi diubah menjadi format sinyal digital secara serial, kode yang
digunakan untuk membentuk data tersebut dikenal dengan istilahi line-code.
a.Unipolar Line Coding
Kode ini menggunakan hanya satu non-zero dan satu zero level
tegangan, yaitu untuk logika 0 memiliki level zero dan untuk logika 1 memiliki
level non-zero.
b. Polar Line Coding
Kode ini menggunakan dua buah level tegangan untuk non-zero
guna merepresentasikan kedua level data, yaitu satu positip dan satu negatip. Untuk
pengkodean polar terdapat 4 macam jenis kode polar :
1) Non Return to Zero (NRZ)
Terdapat
dua jenis kode NRZ yang meliputi:
·
Level-NRZ, level sinyal merupakan representasi dari bit,
yaitu untuk logika 0 dinyatakan dalam tegangan positip dan untuk logika 1
dinyatakan dalam tegangan negatip. Kelemahan kode ini memiliki sinkronisasi
rendah untuk serial data yang panjang baik untuk logika 1 dan 0.
·
Invers-NRZ, merupakan kode dengan ciri invers level tegangan
merupakan nilai bit berlogika 1 dan tidak ada tegangan merupakan nilai bit
berlogika 0. Untuk logika 1 dalam sederetan data memungkinkan adanya
sinkronisasi, walaupun demikian untuk sekuensial yang panjang untuk data
berlogika 0 tetap terdapat permasalahan.
2). Return to Zero (RZ)
·
Kode RZ level sinyal merupakan representasi dari bit, yaitu
untuk logika 0 dinyatakan dalam tegangan negatip dan untuk logika 1 dinyatakan
dalam tegangan positip, dan sinyal harus kembali zero untuk separuh sinyal
berdasarkan interval dari setiap bit
3). Manchester
Pada kode Manchester terjadi inversi level sinyal pada saat
sinyal bit berada di tengah interval, kondisi ini digunakan untuk dua hal yaitu
sinkronisasi dan bit representasi.
4) Diferensial Manchester
Pada kode Diferensial Manchester inversi level sinyal pada
saat berada di tengah interval sinyal bit digunakan untuk sinkronisasi, ada dan
tidaknya tambahan transisi pada awal interval bit berikutnya merupakan
identifikasi bit, dimana logika 0 jika terjadi transisi dan logika 1 jika tidak
ada transisi, memiliki kesempurnaan sinkronisasi.
0 komentar:
Posting Komentar